TITIK TOLAK DAKWAH

1235418_566433970072384_725984103_n

Dakwah Islam tampak jelas sejak hari pertama Rasul saw diutus. Ketika itu, masyarakat Makkah mengetahui bahwa Muhammad mengajak manusia kepada agama baru. Mereka mengetahui banyak orang yang telah masuk Islam bersama beliau dan bahwa Muhammad membentuk para sahabatnya dalam sebuah kutlah (kelompok) serta menjaga kelangsungan perjalanannya. Mereka juga mengetahui bahwa kaum Muslim menyembunyikan kutlahnya dan keyakinannya terhadap agama baru. Hal itu menunjukkan bahwa masyarakat telah menyadari adanya dakwah baru dan telah terwujudnya sekelompok orang yang mengimaninya, meskipun mereka tidak mengetahui di mana tempat orang-orang tersebut berkumpul dan siapa saja mereka yang beriman itu.

Karena itu, pendeklarasian Rasul saw tentang Islam bukan hal baru bagi kaum kafir Makkah. Yang mereka anggap baru adalah munculnya kutlah kaum Mukmin secara terang-terangan di tengah-tengah masyarakat. Hamzah bin ‘Abd al-Muththallib telah masuk Islam, kemudian disusul ‘Umar bin al-Khaththab setelah tiga hari keislaman Hamzah. Sehingga dukungan terhadap kaum Muslim semakin kuat dan turun kepada Rasul saw firman Allah:

“Maka sampaikanlah olehmu apa yang telah diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. Sesungguhnya Kami telah membalaskan bagimu kepada orang-orang yang suka memperolok-olok. Yaitu orang-orang yang menjadikan tuhan lain menyertai Allah. Maka nanti mereka akan mengetahuinya.“
(TQS. Al-Hijr [15]:94-96)

Setelah turun ayat tersebut, Rasul segera menyampaikan perintah Allah dan menampakkan keberadaan kutlah ini kepada seluruh masyarakat secara terang-terangan, meski sebagian kaum Muslim masih menyembunyikannya dan sebagian lagi masih menyembunyikannya hingga penaklukan kota Makkah. Uslub (cara) yang digunakan Rasul untuk menampakkan keberadaan kutlah, adalah dengan keluar bersama-sama para sahabat dalam dua kelompok. Pemimpin kelompok pertama adalah Hamzah bin ‘Abd al-Muththallib dan untuk kelompok kedua adalah ‘Umar bin al-Khaththab. Rasul pergi bersama mereka ke Ka’bah dengan (barisan yang) rapi, yang sebelumnya tidak diketahui oleh bangsa Arab.

Beliau melakukan tawaf di sekitar Ka’bah bersama-sama mereka. Ini berarti Rasul saw bersama para sahabatnya telah berpindah dari tahap dakwah secara sembunyi-sembunyi (daur al-istikhfa’) kepada tahap dakwah secara terang-terangan (daur al-i’lan). Dari tahap kontak dengan orang-orang yang simpati dan siap menerima dakwah, menuju tahap menyeru seluruh masyarakat. Sejak saat itu mulai terjadi benturan antara keimanan dengan kekufuran di tengah-tengah masyarakat, dan terjadi gesekan antara pemikiran-pemikiran yang benar dengan yang rusak. Ini berarti dakwah mulai memasuki tahapan dakwah yang kedua, yaitu tahap interaksi dan perjuangan (marhalah al-tafa’ul wa al-kifah). Kaum kafir mulai memerangi dakwah dan menganiaya Rasul saw serta para sahabatnya dengan segala cara. Perioda ini -yaitu tafa’ul dan kifahadalah perioda yang dikenal paling menakutkan di antara seluruh tahapan dakwah.

Pada tahapan ini, tempat-tempat yang biasa disinggahi Rasul sering dilempari orang-orang kafir. Ummu Jamil, istri Abu Lahab, melemparkan najis ke depan rumah beliau, dan Rasul cukup meladeninya dengan membersihkan kotoran-kotoran itu. Abu Jahal melempari beliau dengan kotoran kambing yang telah disembelih untuk sesembahan berhala. Beliau hadapi tindak keji tersebut dan pergi ke rumah putrinya, Fatimah, agar dia dapat membersihkan dan menyucikannya. Semua itu tidak berpengaruh apapun pada Rasul, selain bertambah kesabarannya dan lebih berkonsentrasi pada dakwah. Kaum Muslim juga diteror dan dianiaya. Setiap kabilah melakukan teror dan penyiksaan atas orang yang memeluk Islam. Bahkan orang tersebut dipaksa untuk keluar dari Islam, sampai-sampai salah seorang dari mereka menyiksa budaknya yang berasal dari Habsyi, yaitu Bilal, di atas pasir di bawah terik matahari yang panas. Dadanya ditindih dengan batu, lalu ditinggalkan begitu saja agar dia mati.

Tindakan itu dilakukan bukan karena hal lain selain karena dia tetap bertahan dalam Islam. Dalam kondisi seperti ini, Bilal tidak melakukan apa pun selain mengulang-ulang kata “ahad … ahad”, sambil menahan siksaan di jalan Allah. Seorang wanita juga telah disiksa hingga mati, karena dia tidak rela keluar dari Islam dan kembali ke agama nenek moyangnya. Kaum Muslim seluruhnya didera dengan berbagai macam
siksaan. Mereka dihadapkan dengan berbagai bentuk penghinaan yang sangat menyakitkan. Mereka tetap sabar menghadapi semua itu, sematamata karena mencari keridhaan Allah.

Astaghfirullah, Daging Sapi Halal Ternyata Babi

fake-beef-191x107

Dijualnya daging sapi halal ternyata daging babi telah membuat marah umat Islam di Cina. Seperti yang diberitakan http://www.worldbulletin.net (2/10) Polisi di Xi’an, ibukota  provinsi Shaanxi, telah menyita lebih dari 20 ribu kilogram daging sapi yang dijual sebagai produk daging sapi halal.

Daging babi ini ternyata telah  lapisi dengan dengan bahan kimia seperti lilin parafin dan garam industri untuk membuatnya terlihat seperti daging sapi.

Dilaporkan pabrik ini telah menjual 2.000 kg daging babi ini ke pasar lokal. Sebuah pernyataan polisi mengungkapkan, daging babi ini diproses di malam hari, dan dijual sebagai daging sapi pada siang harinya.

Berita ini membuat marah banyak umat Islam di wilayah yang membeli daging sapi yang dipercaya halal.

Daging bermasalah ini bukanlah yang pertama kali terjadi di Cina, awal tahun ini 904 orang ditangkap karena “pelanggaran yang berhubungan dengan daging”.

Menurut kementerian Keamanan Publik Cina lebih dari 22 produk daging ditemukan mengandung  E. colilevel yang “melebihi standar serius”.(AF)

Print Friendly

Add This! Digg Google Yahoo! MyWeb reddit StumbleUpon Technorati

Baca juga :

  1. Ini Dia 4 Dendeng Babi Berkemasan Sapi
  2. Dendeng Oplosan Babi Ditemukan di Jakbar
  3. Mahasiswa Muslim Dipaksa Makan Daging Babi di Sekolah Kuliner Denmark
  4. Swasembada Daging Sapi Bisa Diwujudkan
  5. Buah Islamophobia, Pemuda Inggris Taruh Daging Babi di Pagar Masjid

Peringkat Militer Arab Menurut Situs Global Firepower

militer-arab-300x181

Turki, menurut situs “Global Firepower” menduduki peringkat kesebelas, dalam urutan tentara di dunia, yang kemudian diikuti oleh Pakistan. Dan lima besar pertama adalah Amerika, Rusia, Eropa, Cina dan India.  Yang menarik adalah, bahwa negara Yahudi menduduki peringkat ketiga belas. Sementara Mesir menduduki peringkat keempat belas, yang diikuti oleh Indonesia. Sedangkan Iran menduduki peringkat keenam belas.

Adapun Arab Saudi, menduduki peringkat dua puluh tujuh. Sementara Aljazair menempati peringkat ketiga puluh delapan, diikuti oleh Suriah yang berada di peringkat ketiga puluh sembilan. Dan Yaman menduduki peringkat empat puluh tiga. Sementara Yordania berada di peringkat lima puluh enam, kemudian diikuti oleh UEA (Uni Emirat Arab) yang menduduki peringkat lima puluh tujuh. Selanjutnya Irak dan Libya secara berurutan. Sedang Kuwait berada di peringkat enam puluh tiga. Sementara Qatar menduduki peringkat enam puluh lima, yang diikuti oleh Lebanon.

*** *** ***

Tentara reguler di negeri-negeri Muslim jumlahnya dua kali lipat dari gabungan jumlah tentara Barat dan Timur penganut agama kufur. Di Pakistan: 619.000, Iran: 545.000, Turki: 514.000, Mesir: 486.000, dan Indonesia: 316.000. Sementara negara Yahudi jumlah tentara regulernya sekitar 168.000.

Namun mengapa umat ini ditimpa kehinaan, hingga menjadi seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah saw, yaitu buih seperti buih yang mengalir  “ghutsâ[‘un] ka ghutsâ’i as-saili”. Demi Allah, sekiranya kekuatan ini, atau sebagian darinya bersatu di bahwa pimpinan satu orang, niscaya tidak ada di bumi ini orang yang tidak tunduk pada hukum-hukum agama ini (syariah Islam); niscaya kekuasaan agama ini akan mencapai apa yang dicapai oleh matahari; dan niscaya para kaum najis dari Barat dan Timur tidak akan berani melakukan ancaman pada kami di pusat negara kami, tidak akan berani menjarah kekayaan kami, dan tidak akan berani menempatkan para anjingnya untuk menjadi penguasa di negeri-negeri kami.

Umat atau sebagian umat telah melakukan perlawanan, sehingga hilang harapan dari orang-orang yang selama ini loyal kepada kaum kafir dan bangga pada demokrasi, seperti yang terjadi di Mesir dan Tunisia. Bahkan mereka semakin meradang oleh umat yang menjadikan Khilafah dan pemerintahan Islam ada di depan mata mereka, seperti halnya di pusat negara Islam, Syam. Sedang umat yang lain tengah menunggu untuk mengukuti jejak mereka, para pemuda yang beriman pada Tuhannya untuk terus berusaha meninggikan agamanya. Melihat itu, maka kaum kafir Barat dan Timur bersepakat untuk membunuh dan membantai mereka. Sementara tentara kaum Muslim hanya melihat, tidak bergerak untuk menolongnya. Sebaliknya, ia justru membantu musuh umat dengan sejumlah kekuatan, seperti yang dilakukan Sisi baru-baru ini, dengan mengirim amunisi dan bahan peledak untuk rezim Basyar al-Assad; atau seperti yang dilakukan Turki dan Yordania yang bersekongkol dengan AS untuk menghina para imigran yang terusir di kamp-kamp pengungsi yang tidak memiliki mata pencaharian, apalagi mendekati musim dingin, yang di antara mereka sudah hampir sekarat.

Sebenarnya dari awal mereka telah berencana untuk melenyapkan orang-orang terhormat yang telah meninggalkan rumah-rumah mereka, tanah-tanah mereka, dan kota-kota mereka yang megah, demi Allah, di mana mereka menyatakan “hiya lillâh, hiya lillâh; semua demia Allah, semua demian Allah”. Sehingga kaum kafir Barat dan Timur ketakutan dan gemetar terhadap mereka. Maka, mereka pun sepakat untuk melakukan tipu muslihat guna mengaborsi revolusi ini, sebab mereka khawatir bahwa akan keluar dari rahimnya kekuatan besar yang akan mengakhiri pengaruh mereka, ketika tentara kaum Muslim bersatu di bawah bendera “Lâ Ilâha Illallâh Muhammad Rasûlullah, tiada Tuhan selain Allah Muhammad utusan Allah”. Dan kami telah melihat seolah persatuan mereka ini sudah ada di depan mata. Allah SWT berfirman:

أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ ۖ فَإِذَا جَاءَ الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ كَالَّذِي يُغْشَىٰ عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ

Mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati.” (TQS. Al-Ahzab [33] : 19).

Apakah tentara kami menyadari akan besarnya kekuatan yang dikaruniakan oleh Allah kepada mereka, seandainya mereka benar-benar beriman pada Allah, dan bersegera menolong agama-Nya!

Wahai tentara kaum Muslim, pemilik mendali dan mahkota, jadikan mendali kalian keimanan kepada Allah, dan mahkota kalian sebagai keinginan besar untuk meraih ridha-Nya. Serta carilah kemuliaan dari sumbernya. Allah SWT berfirman:

وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لاَ يَعْلَمُونَ

Padahal kemuliaan itu hanyalah milik Allah, Rasul-Nya dan milik orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.” (TQS. Al-Munafiqun [63] : 8). [Saiful Haq Abu Firas]

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 17/10/2013.

Print Friendly

Add This! Digg Google Yahoo! MyWeb reddit StumbleUpon Technorati

Baca juga :

  1. Pelecehan Seksual Militer AS Meningkat, Memalukan Militer Negeri Muslim Berharap Dididik Militer AS
  2. Madinah: Saudi Membuldozer Situs-situs Bersejarah Islam
  3. Washington Menjual 25 Pesawat Militer ke Arab Saudi Senilai 6,7 Miliar
  4. Pemilik Situs Wikileaks Bertanya Tentang Penyatuan Masyarakat Muslim Dalam Khilafah Islam
  5. Arab Rugi 2,5 Triliun Dolar dari Krisis Global